Rembug Stunting di Desa Bontomanai, Upaya Kolaboratif Menekan Angka Stunting Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan yang memerlukan perhatian serius di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif dan produktivitas di masa depan. Oleh karena itu, berbagai upaya pencegahan dan penanganan stunting terus digalakkan hingga ke tingkat desa. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah rembug stunting yang dilaksanakan di Desa Bontomanai, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa. Kegiatan rembug stunting ini diselenggarakan pada tanggal 7 Juli 2025 di Desa Bontomanai. Kegiatan ini menjadi wadah penting bagi para pemangku kepentingan di tingkat desa untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan merumuskan strategi penanganan stunting secara komprehensif dan terintegrasi. Acara ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari aparat desa, kader kesehatan, tokoh masyarakat, hingga masyarakat umum. Rembug stunting berfokus pada identifikasi faktor-faktor risiko stunting yang ada di Desa Bontomanai. Data dan informasi terkait prevalensi stunting, kondisi sosial ekonomi masyarakat, serta akses terhadap layanan kesehatan dan gizi dibahas secara mendalam. Diskusi yang konstruktif diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi tindakan yang konkret dan tepat sasaran. Beberapa poin penting yang dibahas dalam rembug stunting antara lain penguatan program posyandu, peningkatan pemberdayaan keluarga dalam pemenuhan gizi anak, sosialisasi pentingnya pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta optimalisasi peran kader Posyandu dalam mendampingi keluarga berisiko stunting. Selain itu, kerjasama lintas sektor juga ditekankan untuk memastikan program penanganan stunting berjalan secara efektif. Diharapkan, melalui rembug stunting ini, tercipta kesadaran kolektif akan pentingnya pencegahan dan penanganan stunting. Sinergi dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat di Desa Bontomanai diperlukan untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, bebas dari stunting. Penulis: dzulqadri furqanullah